Sabtu, 27 Juni 2009

Renungan Harian


Tanggal: Sabtu, 18 Juli 2009
Bacaan : Efesus 6:10-20
Setahun: Yesaya 34-36
Nats: Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:11)

Judul:
IKLAN YANG MENIPU

Ada humor tentang seseorang yang mati dan diizinkan memilih ke surga
atau neraka. Ia memutuskan untuk melihat-lihat dulu. Di surga ia
melihat suasana yang sangat tenang. Sayup-sayup terdengar musik
gereja yang lembut. Di sana semua orang berdoa. Rupanya ia tidak
tertarik suasana seperti itu. Maka, ia melihat neraka; di mana semua
orang sedang minum-minum sambil ditemani banyak perempuan dengan baju
yang erotis. Mereka tertawa dan berfoya-foya. Ia pun memilih ke
neraka. Malaikat mengantarnya kepada Lucifer, yang segera mengangkat
dan siap mencemplungkannya ke belanga besar yang panas. Cepat-cepat
ia protes, "Bukannya tadi ada musik, wanita, bar, dan minuman? Mana
semua itu?" Dengan santai Lucifer menjawab, "Oh, itu tadi hanya
iklan!"

Inilah yang kerap dilakukan Iblis: "beriklan". Iblis selalu hadir
dengan iklan yang membuat kita terpikat. Ia menawarkan dosa sebagai
sesuatu yang menyenangkan; membungkusnya seperti kado yang indah,
sehingga tanpa sadar banyak orang terpikat olehnya. Iblis selalu
menjanjikan kenikmatan luar biasa. Agar kita tidak jatuh dalam
perangkap, Paulus menasihati kita untuk mengenakan seluruh
perlengkapan senjata rohani yang telah Tuhan berikan (ayat 11).

Iblis takkan pernah berhenti berusaha menjerat kita. Sekali kita
lengah dan tertarik pada kenikmatan yang ia tawarkan, ia pun mengejar
dan membujuk kita untuk terus melakukannya. Ia akan tertawa setelah
tipuannya mampu memperdaya dan memikat kita. Karena itu, "Berdoalah
setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu
dengan permohonan yang tak putusputusnya untuk semua orang kudus"
(ayat 18) -PK

IBLIS SELALU MEMBUNGKUS DOSA DENGAN SANGAT MENARIK
JIKA TIDAK BERHATI-HATI, KITA BISA TERPIKAT OLEHNYA

Tanggal: Rabu, 15 Juli 2009
Bacaan : Rut 1
Setahun: Yesaya 25-27
Nats: Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak
mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah
aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku
(Rut 1:16)

Judul:
SETIA DALAM KEKOSONGAN

"Ada uang abang disayang, tidak ada uang abang ditendang." Inilah
sebuah ungkapan yang menyatakan ketidaksetiaan. Tak mudah memang
untuk setia, apalagi jika kesetiaan tidak hanya untuk diucapkan,
tetapi perlu dibuktikan.

Ada tiga penguji kesetiaan. Pertama, waktu. Seberapa lama kita bisa
setia? Kedua, jarak. Kita bisa setia saat dekat, tetapi bagaimana
jika kita terpisah jauh? Ketiga, keadaan. Kalau lagi senang kita akan
setia, tetapi bagaimana jika dalam keadaan yang sulit?

Rut adalah seorang yang setia. Waktu Naomi dan keluarganya baru
datang ke Moab, mereka adalah keluarga yang memiliki harta. Jadi,
boleh dikatakan Rut menikah dengan anak dari keluarga yang lumayan
berada-Alkitab tidak menyebut berapa banyak kekayaan Naomi, tetapi
ada pernyataan bahwa Naomi "pergi dengan tangan penuh" (1:21). Akan
tetapi, setelah Elimelekh dan kedua anaknya meninggal dunia, Naomi
jatuh miskin "tetapi dengan tangan kosong Tuhan memulangkan aku". Di
sinilah kesetiaan Rut diuji dan ia berhasil. Rut tidak meninggalkan
Naomi dalam "kekosongannya".

Mudah sekali untuk setia kepada orang yang banyak harta benda dan
tinggi kedudukan. Sebaliknya, sulit sekali untuk setia kepada orang
yang sedang jatuh atau tidak punya apa-apa lagi. Rut bisa tetap setia
karena dasar kesetiaannya adalah kasih, bukan harta. Oleh sebab itu,
jikalau kita mau menjadi orang yang setia, baik kepada istri atau
suami, pelayanan, bahkan kepada Tuhan, kita harus mengubah dasar
kesetiaan kita. Biarlah kasih yang selalu menjadi alasan mengapa kita
setia -RY

JANGAN BIARKAN KESETIAAN KITA DITENTUKAN OLEH HARTA
TETAPI TENTUKANLAH KESETIAAN KITA OLEH KASIH

Tanggal: Senin, 6 Juli 2009
Bacaan : 1 Samuel 18:6-9
Setahun: Hosea 11-14
Nats: Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud (1Samuel 18:9)

Judul:
NRIMA ING PANDUM

Menurut sebuah survei, angka harapan hidup tertinggi di Indonesia
dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 73 tahun. Artinya,
rata-rata penduduk Yogyakarta hidup hingga usia 73 tahun. Beberapa
ahli mencoba mencari tahu penyebabnya. Ternyata ditemukan bahwa
selain rendahnya tingkat stres dan tingginya konsumsi serat melalui
buah-buahan dan sayuran, juga karena budaya hidup orang Yogyakarta
yang memegang falsafah nrima ing pandum, yang artinya menerima apa
yang menjadi haknya, tidak serakah, apalagi berkeinginan mengambil
hak orang lain.

Tidak puas dengan apa yang ada, iri hati terhadap apa yang orang lain
capai, dan bernafsu memiliki apa yang bukan haknya, adalah awal
kehancuran seseorang. Seperti yang terjadi pada Saul. Sebetulnya,
Saul tidak kurang gagah. Ia berhasil memimpin bangsa Israel meraih
kemenangan demi kemenangan dalam peperangan (1Samuel 14:47-48). Namun
sayangnya, ia kemudian iri hati terhadap keberhasilan Daud. Apalagi
ketika Daud disambut dengan pujian dan tarian yang meriah (ayat 6).
Saul lalu menjadi marah. "Kepada Daud diperhitungkan mereka
berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu;
akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya," begitu ia
berkata (ayat 8). Akhir dari kisah ini kita semua tahu, Saul mati di
tangan bangsa Filistin (1Samuel 31:1-13), dan Daud menjadi raja
menggantikannya.

Kiranya kepada kita diberikan kemampuan untuk bisa menerima apa yang
ada, bersyukur dengan yang kita punya. Dan, kita dijauhkan dari iri
dengki terhadap orang lain, juga dari keinginan untuk memiliki apa
yang bukan hak kita -AYA

RESEP HIDUP SEHAT:
TERIMA APA YANG ADA, JAUHI IRI DENGKI

Bacaan : Yudas 1:1-3
Setahun: Yesaya 13-15
Nats: Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus (Yudas 1:1)

Judul:
KOK NOMOR DUA?

Umumnya orang ingin menjadi nomor satu, tidak mau menjadi nomor dua.
Sebab menjadi nomor dua artinya selalu dalam bayang-bayang dan mudah
dilupakan. Namun, Alkitab penuh dengan orang-orang "nomor dua" yang
luar biasa. Meskipun nomor dua, mereka memainkan peranan penting.
Yusuf adalah orang nomor dua sewaktu berkuasa di Mesir, tetapi
pengaruhnya melampaui Firaun si nomor satu. Daniel selalu menjadi
pejabat nomor dua. Raja silih berganti, tetapi Daniel terus menjabat
sebagai orang nomor dua. Pengaruhnya melintasi zaman dan kerajaan,
meskipun ia tidak pernah menjadi orang nomor satu.

"Aku adalah Yudas, saudaranya Yakobus", demikian Yudas menyebut
dirinya. Ia adalah pemimpin nomor dua setelah Yakobus-pemimpin
tertinggi gereja mula-mula di Yerusalem. Yudas jarang dikenal, bahkan
kalah terkenal dari Yudas Iskariot. Namun ia senang menempatkan
dirinya sebagai hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Senang,
walaupun menjadi nomor dua. Ia tidak menggerutu. Apalagi ia diberi
karunia penting untuk membangun dan memelihara jemaat. Dengan rendah
hati ia menggunakan karunianya untuk menasihati gereja yang terancam
ajaran sesat. Surat Yudas yang bijak ini kemudian disimpan dan
dijadikan bagian dari Kitab Suci.

Tak semua orang mesti menjadi nomor satu. Sebagian kita dikaruniai
Tuhan tempat sebagai nomor dua. Jangan mengeluh. Jika dengan rendah
hati dan sukacita posisi itu kita terima, Tuhan akan memakai kita
untuk mengerjakan sesuatu yang penting dan mulia. Jangan kecil hati.
Bertanyalah pada Tuhan tentang peran yang Dia ingin kita mainkan
dengan bijaksana pada posisi tertentu -DBS

DI TANGAN TUHAN ORANG-ORANG BIASA MAMPU MELAKUKAN
HAL-HAL LUAR BIASA

Bacaan : 2 Timotius 3:1-15
Setahun: Kidung Agung 1-4
Nats: Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu,
dan mendatangkan sukacita kepadamu (Amsal 29:17)

Judul:
IBU BIJAK, ANAK BAHAGIA

Seorang filsuf Cina terkenal, Meng Zi, memiliki ibu yang sangat
bijak. Konon ketika Meng Zi masih kecil, mereka tinggal dekat
kuburan. Siang-malam Meng Zi meniru gerak-gerik dan perkataan
orang-orang yang melayat. Maka, ibu Meng Zi mengajak keluarganya
pindah ke dekat pasar. Kali ini Meng Zi menirukan kata-kata para
penjual daging. Si ibu merasa lingkungan pasar juga kurang baik bagi
masa depan Meng Zi. Akhirnya, mereka pindah ke dekat sekolah. Sejak
itu Meng Zi rajin menirukan murid-murid membaca buku. Setelah besar
Meng Zi berguru kepada seorang filsuf. Akhirnya, ia sendiri pun
menjadi filsuf besar di zamannya. Meng Zi berhasil karena ia memiliki
ibu yang sangat memperhatikan pendidikannya.

Alkitab mencatat jasa seorang ibu bernama Eunike. Ia adalah ibu dari
pemimpin muda gereja, Timotius. Eunike dan Lois (nenek Timotius)
adalah orang Yahudi yang taat mengajarkan firman Tuhan sejak Timotius
kecil (1 Timotius 1:5; 2 Timotius 3:15). Menurut NIV Life
Application, Timotius bertobat bukan karena khotbah seorang
penginjil, tetapi karena peran ibu dan neneknya yang mengajarkan
firman Tuhan sejak kecil. Ketika Timotius dipercaya memimpin jemaat,
Paulus memperingatkannya tentang dunia yang makin jahat (ayat 9-15).
Namun, Paulus juga menasihatinya agar selalu berpegang pada kebenaran
yang diajarkan ibunya sedari kecil (ayat 15). Dengan itu, Timotius
akan mampu untuk terus setia.

Dunia tidak bertambah baik. Namun, jika anak-anak sudah dididik sejak
kecil dalam Tuhan, kita tak perlu khawatir. Ajak mereka rajin membaca
Alkitab, berdoa, dan terutama tuntun mereka untuk menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka --GS

MEMBAWA ANAK KEPADA KRISTUS
ADALAH KEWAJIBAN SEKALIGUS KEHORMATAN SEORANG IBU




Tanggal: Senin, 22 Juni 2009
Bacaan : 2 Samuel 11:1-4 Setahun: Amsal 28-31
Nats: Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:15,16)
Judul:
LIBUR TELAH TIBA
Liburan adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh siapa pun. Bukan hanya oleh anak sekolah, melainkan juga para pekerja. Karena liburan berarti kita dapat istirahat sejenak dari segala rutinitaskita dan mencari kesegaran (refreshing) yang baru. Memang penatrasanya jika kita terus-menerus bekerja tanpa henti. Tubuh kita perluistrirahat sejenak. Liburan memang penting, tetapi bagaimana mengisiliburan tersebut jauh lebih penting.Daud sedang "berlibur". Pada saat para prajuritnya maju berperang dimedan laga, Daud "cuti" sejenak. Bersantai-santai di tempat tidur, berjalan-jalan menikmati kerajaannya. Namun, ups ... ada pemandanganyang "indah" tepat di hadapan matanya. Seorang perempuan sedang mandi. Entah apa yang terlintas dalam pikiran Daud pada saat itu,tetapi mungkin saja ia berpikir "boleh dong saya menikmati hari liburs aya bersama wanita itu". Dan, Daud mengisi "liburan"-nya denganmelakukan hal jahat di mata Tuhan.Liburan memang penting karena kita akan mendapat kesegaran yang barumelaluinya. Namun, tidak berarti kita bisa sembarangan menggunakan waktu liburan tersebut. Kekudusan tetap harus dijaga selama kitaberlibur. Selain itu, berlibur bukan berarti relasi kita dengan Tuhan juga ikut "berlibur". Ingatlah sebuah lagu sekolah minggu yang mengatakan "Mata Tuhan melihat apa yang kau perbuat, baik yang baikmaupun yang jahat. Oleh sebab itulah jangan berbuat jahat, (ingat!)Tuhan melihat". Bawalah lagu ini dalam liburan Anda sebagai pengingatbahwa kita harus mengisi waktu liburan kita dengan hati yang takutakan Tuhan --RY
SEGALA SESUATU DAPAT KITA LAKUKAN TETAPI BELUM TENTU HAL ITU BERKENAN DI HATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.