Selasa, 28 Desember 2010

Trs: (e-RH) Desember 28 -- MENGAPA INI TERJADI?

Salam Bahagia,


--- Pada Sen, 27/12/10, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> menulis:

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) Desember 28 -- MENGAPA INI TERJADI?
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Senin, 27 Desember, 2010, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 28 Desember 2010
Bacaan : Mazmur 42:1-6
Setahun: Zakharia 5-8; Wahyu 19
Nats: Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
      diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
      kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:6)

Judul:

                         MENGAPA INI TERJADI?

  Sungguh tak terperi duka dan derita yang dirasakan Sardiyanto,
  pria paruh baya yang berasal dari Jawa Tengah itu. Ia selalu
  meneteskan air mata ketika mengenang peristiwa tragis yang terjadi
  tiga tahun silam. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan lima anggota
  keluarganya sekaligus dalam peristiwa nahas tragedi hilangnya
  pesawat komersial nasional jurusan Surabaya-Manado pada tanggal 1
  Januari 2007. Sardiyanto tidak sendirian, ada banyak keluarga lain
  yang juga turut kehilangan orang-orang dalam kecelakaan tersebut.

  Ketika kita mengalami peristiwa menyedihkan, kerap timbul pertanyaan
  di hati, "Mengapa ini terjadi? Mengapa saya harus mengalami ini?"
  Dan, kita tidak menemukan jawabnya. Ya, dalam hidup ini ada banyak
  peristiwa yang terjadi tanpa alasan atau jawaban yang memuaskan.
  Bencana alam yang meluluhlantakkan dan meninggalkan luka begitu
  dalam; penyakit berat yang tiba-tiba datang mendera tubuh; kegagalan
  demi kegagalan; dan persoalan yang seolah-olah tidak berujung.

  Begitulah, banyak hal dalam hidup ini yang terjadi begitu saja.
  Maka, baiklah kita meresponsnya bukan dengan gugatan atau pun
  protes, melainkan dengan hati yang berserah dan tetap bersyukur.
  Seperti pemazmur yang dalam segala duka dan derita, tekanan jiwa dan
  kegelisahannya yang dialami, ia berharap kepada Allah dan tetap
  bersyukur kepada-Nya (ayat 6). Maka, marilah kita berhenti mencari
  jawaban.

  Jalani saja hidup ini dengan rela. Mungkin itu tidak serta merta
  akan menyelesaikan masalah, tetapi minimal tidak akan menimbulkan
  masalah baru atau menambah berat masalah yang sudah ada --AYA

                      BERDAMAI DENGAN KENYATAAN
            KERAP MERUPAKAN JAWABAN DARI BANYAK PERTANYAAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-12-28
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/12/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:                  http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+42:1-6

  Mazmur 42:1-6

   1  Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2)
      Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah
      jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
   2  (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.
      Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
   3  (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena
      sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?"
   4  (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku
      gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan
      manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara
      sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang
      yang mengadakan perayaan.
   5  (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam
      diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi
      kepada-Nya, penolongku dan Allahku!
   6  (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat
      kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari
      gunung Mizar.

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Zakharia+5-8
      http://alkitab.sabda.org/?Wahyu+19


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Untuk mengenal lebih jauh tentang GKJ Cilacap Utara
Cobalah klik disini

Sabtu, 11 Desember 2010

Trs: (e-RH) Desember 10 -- KUASA DALAM PUJIAN



--- Pada Kam, 9/12/10, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> menulis:

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) Desember 10 -- KUASA DALAM PUJIAN
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Kamis, 9 Desember, 2010, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 10 Desember 2010
Bacaan : Kisah Para Rasul 16:19-31
Setahun: Hosea 1-4; Wahyu 1
Nats: ... dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur,
      kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan
      bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati (Efesus 5:19)

Judul:

                          KUASA DALAM PUJIAN

  Ketika saya mendampingi Ayah menjalani operasi atas kanker yang
  dideritanya, lalu menjalani perawatan selama lebih dari dua bulan di
  rumah sakit, rasa khawatir serta putus asa sering menyergap. Membuat
  saya sangat takut dan tidak berdaya. Untuk mengurangi kegelisahan di
  hati, setiap malam saya melantunkan kidung pujian sembari
  mendampingi Ayah yang mengalami insomnia. Awalnya, saya melakukannya
  hanya untuk kepentingan pribadi dan menyanyi dengan sangat lirih
  karena takut mengganggu kenyamanan pasien lain. Namun, ternyata
  pasien yang lain serta keluarga-yang se-ruangan dengan Ayah-tidak
  keberatan saya menyanyi, malah meminta saya menyanyi untuk semua,
  sebab kata mereka, nyanyian yang saya naikkan menenteramkan hati
  mereka juga.

  Saya teringat kepada Rasul Paulus dan Silas yang tetap memuji Tuhan
  dalam masa sulit. Tubuh mereka tentu tersiksa karena hukuman dera
  yang dijatuhkan, dan terkurung di penjara yang sangat tidak nyaman
  (ayat 23, 24). Namun, mereka tidak mengeluh dan berputus asa.
  Sebaliknya mereka justru berdoa dan menyanyikan pujian kepada Allah.
  Tidak dengan ragu, malu, apalagi takut. Mereka memuji Tuhan dengan
  suara lantang hingga seluruh penghuni penjara turut mendengarkan
  (ayat 25). Dan, mukjizat pun terjadi! (ayat 26).

  Biarlah bibir kita suka menaikkan nyanyian pujian kepada Tuhan.
  Khususnya pada masa yang sulit dan berat. Sebab, ada kuasa dalam
  setiap pujian yang dinaikkan dengan segenap hati. Kuasa yang
  membangkitkan iman kita sendiri, yang menguatkan orang lain di
  sekitar kita, yang mengagungkan kebesaran Tuhan, Sang Pengendali
  segala peristiwa --SR

                 ALLAH BEKERJA MELALUI SETIAP PUJIAN
                         YANG KITA HANTARKAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-12-10
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/12/10/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:      http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+16:19-31

  ......Kenangan mendiang bapak di gombong...
Saat Bapak masuk ICU RS Palang Biru Gombong rasanya kasihan sekali,
lihat detak jantung yang tergabar di monitor begitu berdegup kencang. nut..nut..nut.. begitu bunyi monitor itu, diselingi oleh bunyi
oksigen masuk ke mulut melalui selang yang cukup besar memaksa bapak
untuk terus mengangakan mulutnya..wes...wes...wes... begitu suaranya...,
di samping kiri - kanan terdengar juga mesin yang sama bagi pasien lain......
Rame terdengar, seperti suara jangkrik di kampung tapi mencekam.....
Kuingat dalam beberapa malam saat jaga malam bergantian dengan ibu
dan juju, aku sempat membawa buku kidung jawa, kunyanyikan lirih di
dekat kepala bapak...kuharap dengan lagu tadi mampu menguatkan bapak
yang sedang sakit maupun bagi diriku sendiri......
Kidung yang kusenangi  "He wong kang kabotan dosa Gusti ungsenana",
kunyanyikan lembut kadang sampai hanya berupa gumaman saja.... sambil
kulihat begitu sengsaranya bapak menarik nafas....begitu berat, sampai
kadang itu selang masuk ke lubang gigi yang bolong, semakin 
bertambah keras tersengal-sengalnya, kadang kubenerin tapi kembali
lagi ke lubang gigi tadi..., rasanya begitu berat.
10 Hari di Ruang ICU, hanya satu hari tersadar pada hari ketiga,
namun selepas itu tidak sadar kembali hingga Tuhan panggil beliau...
9 April 2009.

Kamis, 25 November 2010

Trs: (e-RH) November 25 -- MENJAGA LIDAH



Renungan Hari ini : .....

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) November 25 -- MENJAGA LIDAH
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Rabu, 24 November, 2010, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Kamis, 25 November 2010
Bacaan : Kejadian 9:18-28
Setahun: Yehezkiel 24-26; 1 Petrus 2
Nats: Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk... Hal ini... tidak
      boleh terjadi (Yakobus 3:10)

Judul:

                            MENJAGA LIDAH

  Lahir dalam keluarga miskin dengan banyak anak, tidaklah mudah.
  Kurang terurus, nakal, tak dihargai. Di kelas 3 SD, guru saya
  berkata: "Hei, kamu adiknya Badu ya? Jangan buat ulah seperti
  kakakmu, ya-sudah goblok, nakal lagi, tahu sendiri nanti!" Ucapan
  itu seperti kutuk yang menusuk hati. Setahun itu, saya tersiksa.
  Saya jadi suka bolos, malas belajar, dan akhirnya tidak naik kelas.

  Tahun ajaran berikutnya, dengan baju lusuh dan celana bertambal,
  saya mengulang kelas 3. Malu rasanya. Namun, setelah 2 bulan, guru
  baru saya berkata, "Kamu bukan anak bodoh, tetapi anak pin-tar. Ibu
  akan buktikan." Kata-kata berkat itu mengiang dan membakar semangat
  saya untuk belajar. Walau saya harus menunggu malam, agar bisa
  meminjam buku teman yang telah selesai belajar-sebab saya tak mampu
  membeli. Menjelang penerimaan rapor, ibu guru memanggil saya. Ia
  bandingkan rapor saya dengan si juara 1, ternyata nilai saya ada di
  atasnya. Hanya, karena sudah mengulang, saya tak bisa menjadi juara
  satu. Namun, kata penguatannya terngiang hingga kini, khususnya saat
  menghadapi kesulitan hidup.

  Biarlah berkat saja yang keluar dari mulut kita. Kata yang terucap
  tak bisa ditarik kembali, dan ia bisa membangun atau menghancurkan.
  Lihatlah luapan kejengkelan Nuh pada Ham. Saat Ham menertawakan
  bapaknya yang telanjang karena mabuk, Nuh mengutuki agar ia dan
  keturunannya menjadi budak keturunan Sem dan Yafet. Dari generasi ke
  generasi, ucapan Nuh dijadikan alasan menghalalkan perbudakan
  sebagai kodrat ras tertentu. Hingga penebusan Kristus menghancurkan
  kutuk dan darah martir kristiani menghapus perbudakan, apartheid,
  dan segala diskriminasi. Jagalah lidah! --SST

                          JAGALAH MULUT ANDA
                  UCAPKAN BERKAT DAN JANGAN MENGUTUK

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-25
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:               http://alkitab.sabda.org/?Kejadian+9:18-28

  Kejadian 9:18-28

  18  Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet;
      Ham adalah bapa Kanaan.
  19  Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah tersebar
      penduduk seluruh bumi.
  20  Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur.
  21  Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam
      kemahnya.
  22  Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu
      diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
  23  Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan
      membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan
      mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka,
      sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.
  24  Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan
      anak bungsunya kepadanya,
  25  berkatalah ia: "Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba
      yang paling hina bagi saudara-saudaranya."
  26  Lagi katanya: "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah
      Kanaan menjadi hamba baginya.
  27  Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia
      tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi
      hamba baginya."
  28  Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah.

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+24-26
      http://alkitab.sabda.org/?1+Petrus+2


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Selasa, 16 November 2010

Trs: (e-RH) November 16 -- BERSIKAP TEGAS


RENUNGAN HARIAN  : 

Tanggal: Selasa, 16 November 2010
Bacaan : Roma 6:1-14
Setahun: Yehezkiel 3-4; Ibrani 11:20-40
Nats: Sebab itu, hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
      yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (Roma
      6:12)


Judul:

                            BERSIKAP TEGAS

  Saya punya satu kebiasaan buruk yang sulit hilang, yakni tanpa
  sadar mengucek-ngucek mata. Dan sekali tangan sudah mengucek, bisa
  lama baru berhenti. Sebenarnya saya tahu itu tak ada gunanya, dan
  tak membuat keadaan lebih baik. Hanya, melakukannya seolah-olah
  terasa "enak", semakin lama semakin "enak". Saya baru berhenti
  setelah mata menjadi merah dan terasa pedas, bahkan sakit.
  Se-benarnya jika saya mau bersikap tegas untuk berhenti ketika mulai
  melakukannya, tentu bisa. Namun, kerap kali saya meneruskannya
  karena merasa "masih enak".

  Nyaris mirip dengan kebiasaan buruk saya di atas, terkadang kita
  juga bersikap demikian terhadap dosa. Ketika masih terasa "enak",
  kita tak mau berhenti melakukannya. Apalagi saat makin lama makin
  enak, betapa lebih sulit lagi kita menghentikannya. Begitulah,
  sekali kita melayani keinginan dosa, kita cenderung sulit
  melepaskannya. Dalam Roma 6:1-14, Paulus menegaskan, kita tak boleh
  bertekun dalam dosa, karena kita telah mati bagi dosa (ayat 1, 2).
  Dengan demikian, seharusnya kita tak bisa lagi hidup dalam dosa.
  Sebaliknya, kita telah dibangkitkan bersama Kristus, sehingga kita
  dapat hidup bagi Allah (ayat 11). Itulah tujuan terbesar hidup kita
  sebagai anak-anak tebusan-Nya!

  Seperti mengucek mata yang tidak ada gunanya, berbuat dosa juga sama
  tak bergunanya. Salah-salah justru kita mesti menanggung akibat tak
  enak setelah melakukannya. Saya tahu harus belajar tegas mengatakan
  "stop" pada diri sendiri, sebab Tuhan yang ada di dalam kita pasti
  memberi kemenangan atas dosa. Maka, jangan terlena ketika kebiasaan
  berdosa mulai menggoda. Lawan dan berlarilah menjauh dari dosa.
  Biarlah kita hidup bagi Allah saja --AW

                   MATI BAGI DOSA, HIDUP BAGI ALLAH
             HIDUP BAGI DOSA, MATI KEKAL DI HADAPAN ALLAH

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-16
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/16/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:                    http://alkitab.sabda.org/?Roma+6:1-14

  Roma 6:1-14

   1  Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita
      bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
   2  Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa,
      bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
   3  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis
      dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
   4  Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
      oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
      dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
      demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
   5  Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan
      kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
      dengan kebangkitan-Nya.
   6  Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
      disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
      kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
   7  Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
   8  Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa
      kita akan hidup juga dengan Dia.
   9  Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara
      orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
  10  Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan
      untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi
      Allah.
  11  Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati
      bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
  12  Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
      yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
  13  Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada
      dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah
      dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati,
      tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
      tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
  14  Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak
      berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+3-4
      http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+11:20-40


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Senin, 15 November 2010

Trs: (e-RH) November 15 -- BERSATU UNTUK MEMBANGUN

Renungan Harian
GKJ Cilacap Utara......

--- Pada Ming, 14/11/10, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> menulis:

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) November 15 -- BERSATU UNTUK MEMBANGUN
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Minggu, 14 November, 2010, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 15 November 2010
Bacaan : Nehemia 2:17-3:4
Setahun: Yehezkiel 1-2; Ibrani 11:1-19
Nats: Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang
      membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk
      membangun... (Nehemia 2:20)

Judul:

                       BERSATU UNTUK MEMBANGUN

  Seorang pemuda membaca berita tentang tujuh balita gizi buruk yang
  meninggal. Dari situ ia terpanggil untuk bertindak. Di tengah
  kesibukannya sebagai karyawan swasta, si pemuda membentuk suatu
  proyek bersama beberapa teman. Mereka melatih ibu-ibu di daerah
  miskin terdekat untuk membuat kerajinan tangan. Keuntungannya
  diberikan kepada ibu-ibu dalam bentuk susu dan uang. Selanjutnya,
  proyek ini menular ke daerah lain.

  Tatkala pulang dari pembuangan, Nehemia melihat Yerusalem yang
  tinggal puing. Namun, ia tidak hanya mengeluh dan menyesali. Ia
  berbuat sesuatu. Nehemia sadar, runtuhnya tembok Yerusalem membuat
  penduduknya mudah ditindas bangsa lain karena tak ada pertahanan.
  Oleh penyertaan Tuhan, Nehemia berhasil mendapat izin serta dukungan
  penduduk Yerusalem untuk membangunnya kembali. Ia berkata: ... kami,
  hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun... (ayat 20). Mereka
  melakukan pekerjaan dengan bahu-membahu. Semua kalangan pun
  berperan: pedagang, penguasa, tukang emas, imam, orang Lewi, juga
  orang-orang non-Israel seperti orang Gibeon dan Meronot. Mereka
  membagi tugas berdasar wilayah yang dekat dengan tempat mereka
  tinggal. Mereka bekerja dengan segenap hati dan tahu bahwa yang
  membuat mereka berhasil adalah Tuhan saja.

  Begitu kerapnya kita mendengar hal buruk terjadi di negeri ini.
  Namun, akan lebih baik jika kita bertindak nyata. Tuhan punya maksud
  dan rencana ketika menempatkan kita di daerah tertentu dan memberi
  kita talenta tertentu. Apa pun profesi atau suku kita, jika kita
  bersatu membangun negeri, maka tidak mustahil-oleh anugerah
  Tuhan-negeri kita akan bangkit --VT

     CITA-CITA BESAR DAPAT TERGAPAI OLEH TINDAKAN-TINDAKAN KECIL
              YANG DILAKUKAN BERSAMA-SAMA DALAM KESATUAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-11-15
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/11/15/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:               http://alkitab.sabda.org/?Nehemia+2:17-3:4

  Nehemia 2:17-3:4

  17  Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita
      alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu
      gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok
      Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
  18  Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan
      Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja
      kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan
      dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik
      itu.
  19  Ketika Sanbalat, orang Horon, dan Tobia, orang Amon, pelayan
      itu, dan Gesyem, orang Arab, mendengar itu, mereka
      mengolok-olokkan dan menghina kami. Kata mereka: "Apa yang kamu
      lakukan itu? Apa kamu mau berontak terhadap raja?"
  20  Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang
      membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk
      membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan
      diingat di Yerusalem!"
   1  Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam,
      saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba.
      Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka
      mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
   2  Berdekatan dengan mereka orang-orang Yerikho membangun, dan
      berdekatan dengan orang-orang itu Zakur bin Imri.
   3  Pintu gerbang Ikan dibangun oleh bani Senaa. Mereka memasang
      balok-balok lalu memasang pintu-pintunya dengan
      pengancing-pengancing dan palang-palangnya.
   4  Berdekatan dengan mereka Meremot bin Uria bin Hakos mengadakan
      perbaikan, dan berdekatan dengan dia Mesulam bin Berekhya bin
      Mesezabeel. Berdekatan dengan dia Zadok bin Baana mengadakan
      perbaikan,

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+1-2
      http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+11:1-19


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Kamis, 11 November 2010

Kegiatan kerohanian GKJ Cilacap Utara

GEREJA KRISTEN JAWA CILACAP UTARA
( ANGGOTA PERSEKUTUAN GEREJA – GEREJA DI INDONESIA )
GEDUNG I : Jl. Dr. Cipto No 10 a Telp. (0282) 541930 Cilacap 53231
GEDUNG II : Jl. Raya Jeruklegi Kec. Jeruklegi Cilacap 53252
SEKRETARIAT : Jl. Dr. Cipto 52 Gumilir Telp. (0282) 541930 Cilacap 53231
Email : gkjcitara@yahoo.co.id WebBlog : http//gkj-cilacap-utara.blogspot.com

Kegiatan Kerohanian GKJ Cilacap Utara tergambar dalam beberapa gambar berikut ini :


Lebih banyak gambar lagi Klik disini