Selasa, 15 September 2009

Pendeta GKJ Cilacap Utara



SEMUEL ADHI NUGROHO, S.Si(Theol.)
TTL: Purworejo, 3 Agustus 1973
Alamat: Jl.Dr.Cipto 52 RT01/RW16 Gumilir Cilacap Utara, Cilacap 53231
facebooknya pak Samuel



Melayani sebagai pendeta sejak ditahbiskan 14 Desember 2002 di Gereja Gedung 1 Gumilir Jl.Dr.Cipto 10A Gumilir Cilacap Utara Cilacap dan Gereja Gedung 2 Jeruklegi Jl.Raya Jeruklegi Kec.Jeruklegi, Kab.Cilacap

melayani sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen sejak 28 Agustus 2001 di SMA Negeri 1 Jeruklegi, Cilacap
di GKJ Klasis Banyumas Selatan menjabat Bidang Keesaan dan Visitasi periode 2009-2010
di PGIS Kabupaten Cilacap menjabat Sekretaris periode 2003-2008
di RT 01/RW16 kelurahan Gumilir menjabat Sekretaris periode 2006-2008 dan 2008-2010
apa lagi ya??? menyusul dech

Berikut ini adalah berbagai foto aktifitas Pendeta dalam berbagai kegiatan yang di ikutinya :

Pentahbisan Pendeta GKJ Kroya :

Dengan teman sejawatnya :

Dalam Touringnya :

dan

Latihan untuk lomba Sekolah Minggu BKSG Kab. Cilacap :

Dalam aktifitas non gereja Pensi SMAN SO 2009 :

Lomba nyanyi bersama :

Nah gambar siapa ya...

Masih banyak aktifitas lainnya...

Sumber foto dari facebooknya pak Samuel silakan kunjungi/klik aja untuk lebih banyak fotonya.

Kita tunggu lebih lanjut aktifitas lainnya. Tuhan Memberkati.

{Kembali Ke Awal}

Berikut adalah beberapa foto dalam acara natal pemuda


pentahbisan pendeta 7 tahun yang lampau (14 Desember 2002).

KHOTBAH SULUNG

KHOTBAH SULUNG

Pdt. Semuel Adhi Nugroho, S.Si

Bacaan Alkitab : YEREMIA 1:4-10

Nats Khotbah : YEREMIA 1:17


Khotbah Jangkep :

1. Pentingnya suatu pengalaman Religius

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Suatu pengalaman religius itu penting dimiliki oleh umat yang beriman, bahwa mengalami atau merasakan perjumpaannya dengan Tuhan sebab tanpa pengalaman religius maka kehidupan umat bisa menjadi monoton, statis, mudah bosan, tidak bersemangat, bahkan mulai timbul rasa tidak senang pada imannya, pada penganutnya juga. Karena itu John Naishbitt dan Patricia Aburdene dalam bukunya yang berjudul “Megatrends 2000” menunjukkan adanya gejala kebangkitan religiusitas yang terjadi pada jaman post-modernisem saat ini. Bahwa dengan pengalaman religiusnya itu menampakkan umat memberi semangat hidup untuk menghayati makna kehidupannya. Umat dapat menghayati imannya lebih mendalam yaitu dengan mengalami dan merasakan perjumpaan dengan Allah yang hidup dan berkarya di dalam hidupnya. Allah telah memanggil, memilih, mengutus dan menyertai umat yang taat kepadaNya. Pengalaman bersama Allah yang pernah terjadi dimasa Alkitab itu senantiasa terjadi juga pada masa kini.

2. Pengalaman Religius Yeremia

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus

Firman Tuhan yang baru saja kita dengan adalah suatu pengalaman religius Yeremia. Yeremia yang berasal dari suatu keluarga imam-imam, mengalami suatu peristiwa baru dalam kehidupannya dan peristiwa ini menentukan untuk kehidupan selanjutnya. Hal ini ditunjukkan dengan perkataan “Firman Tuhan datang kepadaku” (ayat 4). Dalam peristiwa ini Yeremia merasakan suatu pengalaman yang luar biasa dengan Tuhan dan ia ditetapkan untuk melakukan peranan yang khusus dalam rencana Tuhan. Yeremia dipanggil menjadi seorang nabi yang dipakai Tuhan untuk menerima firman dan memberitakannya kepada orang-orang lain. Tuhan panggilannya ini sama dengan pelayanan Firman atau pengkhotbah.

Namun demikian panggilannya ini Tuhan tidak melakukan dengan otoriter. Tuhan memuka kesempatan berdialog antara yang dipanggil dengan yang memanggil. Tuhan tidak meremehkan pribadi Yeremia untuk mempertimbangkan dan mempergumulkan akhirnya memutuskan, sehingga ada tanggung jawab dari manusia yang menjawab panggilan Tuhan.

Yeremia tidak dengan segera menerima panggilan Tuhan. Dari dialog itu kita perhatikan ada beberapa keberatan-keberatan yang disampaikan Yeremia kepada Tuhan, yaitu tidak pandai berbicara dan usianya yang masih muda. Yeremia pada waktu itu mendapat panggilan Tuhan kemungkinan besar belum berusia 20 tahun. Ia merasa belum matang dalam pengalaman dan merasa belum sanggup melakukan tugas paggilan itu. Mestinya yang dipanggil adalah tua-tua yang harus memerintah dan menasehati, yang juga dihormati. Yeremia orangnya juga bersifat sensitif, ingin hidup tenang, tidak ingin disalahpahami apalagi dibenci dan diolok-olok.

3. Panggilan dalam Orang Hidup Beriman

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus

Demikian juga panggilan dalam hidup kita sesungguhnya kitapun dipanggil seperti Yeremia yaitu menjadi Pekabar Injil, bersaksi, khususnya berkhotbah. Kita dipakai oleh Tuhan, diikut sertakan Tuhan dalam melaksanakan karya keselamatan. Tuhan berfirman kepada kita dan kita bertugas untuk memberitakan firman Tuhan kepada orang lain.


Dalam panggilannya itu tidak jarang terjadi dialog dimana kita sering lebih banyak enggan untuk menerima panggilan itu. Berat! Berat sekali menjadi Pengkhotbah. Sulit! Sulit sekali melakukan kehendak Tuhan untuk berbicara kepada orang banyak yang tentu saja mengandung konsekwensi, mau melakukan terlebih dahulu Firman Tuhan yang didengar supaya jangan dikatakan “jarkoni” atau istilah “gajah diblangkoni” (iso ngajar ning orang isa nglakoni).


Menjadi Pengkhotbah yang memberitakan Firman Tuhan itu memang tidak mudah, sebab hidupnya penuh dengan ancaman, yaitu tidak lepas dari penilaian atau sorotan pendengar atau jemaat. Kalau Khotbahnya tajam hingga menyentuh orang yang bersalah, maka ia bisa dibenci sebagai penyindir. Kalau khotbanya lembut dan datar, me-ninabobokkan hingga membuat pendengat menjadi mengantuk dan tertidur, maka ia bisa ditinggalkan jemaat. Kalau Khotbahnya terlalu tinggi dengan nilai filsafati sehingga pendengar menjadi bengong, tidak tahu apa-apa, maka jemaat bisa berkata ”wahh ……. Pengkhotbahnya ini pintar sekali, sehingga aku tidak ada apa-apanya bahkan tidak tahu apa-apa darinya.”

Terlebih lagi bagi seorang yang seperti Yeremia, yaitu yang bersifat sensitif dan ingin hidupnya tenang, tidak ingin disalah pahami, dibenci dan diolok-olok. Maka dalam dirinya akan terjadi pergolakkan antara kehendak Tuhan dan kehendak pribadi. Dalam diri Yeremia hal ini berlangsung lama, bahkan beberapa kali ia protes kepada Tuhan dan merasakan ketidakmampuannya melakukan tugas panggilan Tuhan (baca pasa 12; 12:10-18; 17:15-18; 20:7-18) dan beberapa kali diancam pula oleh bahaya maut.


4. Panggilan itu atas inisiatif Tuhan

Jemaat yang dikasihi Tuhan

Suatu panggilan itu adalah inisiatifnya datang dari Tuham, bukan keinginan pribadi Yeremia telah dipilih sejak dalam kandungan dan dipersiapkan selama kehidupannya. Tuhan membimbing perkembangan pribadinya dan wataknya, mempengaruhi dia dan memberikan kepadanya pengalaman-pengalaman yang akan melengkapi untuk menjadi seorang nabi.


Demikian juga panggilan untuk mengikut Kristus itu adalah inisiatif Allah. Tuhanlah yang telah memanggil kita untuk menjadi umatNya. Jikalau kita mengambil keputusan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, sebetulnya dibelakang keputusannya itu maupun dalam peristiwa-peristiwa yang mendahului dan yang mengikutinya, sesungguhnya ada tangan Tuhan yang tersembunyi (“Invisible HandI”) yang merengkuh kita. Tuhan yang memimpin dan membimbing kita disetiap langkah hidup kita adalah Allah yang bekerja mengambil inisiatif, memanggil, memilih dan menolong kita.

Dan kitapun tidak hanya berhenti pada percaya saja, tetapi kita harus menghasilkan buah (Yohanes 15:16) yaitu dengan melayani Tuhan terutama berkhotbah.


Walaupun kita memiliki sifat yang sensitif, usia muda, tidak pandai bicara, Tuhan tetap memakai kita, Tuhan memanggil siapa saja tanpa memandang usia dan kemampuan juga.

Oleh sebab itu dalam menjalankan panggilan Tuhan bukan berdasarkan kelebihan kita tetapi karena kelemahan kita, maka kuasa Tuhan menjadi sempurna.

Rasul Paul berkata :

Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, didalam siksaan, didalam kesukaran, didalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.

Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12:9b-10)

Dalam Yeremia 1:8 ditegaskan bahwa kita harus memiliki keberanian, sebab Tuhan menyertai kita untuk melepaskan kita. Keberanian yang kita lakukan adalah dalam menghadapi kegentaran hati kita. Yah, musuh utama dalam menerima panggilan Tuhan adalah kegentaran hati kita.

Karena itu janganlah takut, Allah yang memanggil kita pasti akan melengkapi hamba-hambanya. Seperti Tuhan yang telah menaruh Firman kedalam mulut Yeremia, sehingga mampu menyampaikan Firman Tuhan. Dengan demikian kita harus selalu berdoa bukan supaya tugas kita dijadikan ringan atau dihilangkan dengan penghalang, tetapi supaya dimampukan dan diperlengkapi untuk dapat melaksanakan tugas panggilan Tuhan itu. Sebab jika mau menerima tugas panggilan itu maka dalam hidup kita akan senantiasa dipenuhi dengan pengalaman akan Tuhan, yaitu Tuhan yang berfirman kepada kita dan kita dimampukan untuk melayani Tuhan dengan memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.



{Kembali Ke Awal}



Copyright 2009 by GKJ Cilacap Utara, Jalan Dr. Cipto Np. 10 Cilacap 53231,
Cilacap, Jawa Tengah,Indonesia.
Maintained by gkjcitara@yahoo.co.id