KOMISI ANAK | ||||
Ketua I | : | Ibu Rustini | ||
Ketua II | : | Ibu Aswiyah | ||
Sekretaris I | : | Ibu Susilo Adi | ||
Sekretaris II | : | Sdr. Atin Wihartati | ||
Bendahara I | : | Ibu Hari Supriyatmono | ||
Bendahara II | : | Ibu Sutriyani | ||
Anggota | : | Ibu Kristianingsih | ||
Ibu Marwiyati | ||||
Ibu Satiman | ||||
Ibu Yuli Sutana |
"LIVE IN"
oleh Bambang S
oleh Bambang S
Pada hari minggu, 21 Juni 2009 dilaksanakan kegiatan "live in" yaitu suatu kegiatan mengajak seluruh anak sekolah minggu untuk mengenal kehidupan warga masyarakat di daerah Pasren -Jeruklegi yang mempunyai mata penghasilan sebagai penderes kelapa yakni pada keluarga Bapak Suwardi serta sebagai petani pada keluarga Bapak Sudarno keduanya warga GKJ Cilacap Utara Blok Pasren.
Kegiatan ini sendiri adalah sebuah gagasan yang diungkapkan oleh ibu Rumi Rahmawati yang mempunyai keinginan agar anak-anak sekolah minggu dalam mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat bagi diri mereka yakni dengan memperhatikan kehidupan lingkungan sekitar mereka, sehingga mereka menjadi anak-anak yang peduli kepada lingkungan. Pada awalnya rencana kegiatan live in memiliki waktu tinggal yang lama pada keluarga tersebut, yakni mereka mengikuti benar-benar kehidupan keluarga yang mereka ikuti mulai dari bangun tidur hingga mereka tidur kembali, mengikuti berbagai aktrivitas sepanjang siang dan malam sehingga mereka/anak-anak tersebut dapat memahami betapa beratnya kehidupan seorang dalam mencari sesuap nasi. Namun setelah diperbincangkan dalam rapat guru sekolah minggu dengan pertimbangan berbagai hal maka diputuskan untuk melakukan live in hanya setengah hari.
Maka sesuai rencana sekitar pukul 6.00 WIB pagi, anak-anak yang menyatakan bersedia berkumpul di ruang sekolah minggu dan selanjutnya dengan menggunakan 4 kendaraan roda 4 : ( Pak Gerson-disupiri Sapto, Pak Hendro, Pak Susilo Adi, dan Pak Sutana) dan juga diiringi oleh 2 motor yakni Bapk Sarjono sekalian dan juga aku mereka berangkat beriringan menuju GKJ Jeruklegi + 10 Km dari Cilacap, ternyata disana telah menunggu ibu Satiman yang sedang memimpin nyanyi anak-anak bareng dengan Mba Shima, dan selanjutnya mengikuti kegiatan Sekolah Minggu bersama anak-anak Jeruklegi hingga selesainya kebaktian minggu itu. Saat itu mereka diasuh oleh ibu Sutana yang membawakan cerita tentang kebesaran Tuhan terhadap Ciptaan alam semesata ini dan tanggungjawab kita terhadap alam ini yakni memelihara alam tersebut.
Ketika sampai di rumah Bapak Suwardi mereka berbahagia ternyata rumah tinggal beliau terlihat sejuk dan rimbun dengan berbagai tumbuhan yang tumbuh di sekitar rumah beliau, dan yang menarik adalah mereka merasakan kehidupan yang sangat jauh dari keseharian mereka di perkotaan yang penuh hiruk-pikuk suara berbagai kendaraan yang lalu lalang, mereka merasakan bahwa kehidupan di jeruklegi terasa sangat tenang.
Pak Suwardi menceritakan bagaimana proses pembuatan gula, yang dimulai dengan memberikan obat pengawet pada "pongkor" bambu dan membawa pongkor tersebut ke atas pohon kelapa untuk dipasang pada 'manggar' kelapa. Secara hati-hati pak wardi naik ke atas pohon kelapa, meskipun usianya telah lebih dari 50 tahun tetapi dalam seharinya dia mampu naik-turun 25 pohon kelapa dalam satu harinya paling tidak 5 kg gula dihasilkannya.
Dari atas pohon kelapa sambil tetap berpegangan pada batang daun dia mengajari kami cara membuat "manggar" siap ambil niranya sekitar 3 hari lagi.
Pak Sarjono, pak Hendro, dan adik-adik yang ikut mencicipi air nira yang baru turun dari pohon kelapa, terasa memabukkan juga kalo kebanyakan.
Selanjutnya melanjutkan juga ke kebon jenitri milik pak Sudarno yang rencana untuk ikut menanam jenitri, tapi karen pohon itu telah ditanam sebelumnya maka disana anak-anak hanya menanam pohon lumbu, tapi meskipun hanya lumbu merekapun kelelahan harus mencangkul dan menanamnya hingga keringat mereka bercucuran.
Setelah itu melepas lelah sejenak di rumah Bpk Sudarno untuk menikmati "getuk" sambil menggelar tikar di ruang tamunya. Menurutnya pekerjaan beliau macam-macam yakni sebagai petani, penjahit dan tukang, segala macam yang mampu dikerjakanya. Depan rumah beliau tumbuh dua hingga tiga pohon jenitri yang mulai meninggi.
Tiba saat makan siang, serbu..... dengan hidangan yang cukup sederhana ala masakan kampung semua terlihat menikmatinya bahkan satu piring mundung mereka ambil. Tersedia juga "oyek" makanan yang luama.... ngangenin, yang suka pak Hendro dan dan Sarjono malahan nanduk/tambah lagi. Ada juga jewawut yang dimasak.
Istirahat sejenak, sambil nunggu air nira yang dimasak mulai mengental manjadi gula di dapur milik Bu Suwardi yang penuh dengan jelaga hitam karena memasaknya menggunakan kayu, masaknya lebih dari 3 jam agar hasil gulanya baik, tidak menjadi gula "gemblung". Setelah dicetak dalam bumbung bambu jadi kurang lebih 2,5 kg hasil tersebut dibagi rata bagi seluruh peserta kurang lebih 30 orang.
Acara selanjutnya ditutup dengan menanam pohon sawo dihalaman rumah pak Suwardi, dan diberikan kenang-kenangan bagi keluarga Pak Suwardi dan Pak Sudarno sambil mengucapkan terimakasih atas segala kebaikannya sekalian pamit.
Yah kenangan indah, tapi nyampai dirumah badanku jadi "masuk angin" harus dikerokin, besok siangnya badan ini rasanya meriang-panas-dingin, hingga dua harian ke depan. ya udah tua kali, diluar sebentar aja badan ini ndak kuat.
Sampai jumpa kegiatan selanjutnya. Salam Cintai Alam.
[HOME]
Copyright 2009 by GKJ Cilacap Utara, Jalan Dr. Cipto Np. 10 Cilacap 53231,
Cilacap, Jawa Tengah,Indonesia.
Maintained by gkjcitara@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.