Selasa, 08 Februari 2011

Trs: (e-RH) Februari 08 -- MENGALAMI SENDIRI



--- Pada Sen, 7/2/11, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> menulis:

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) Februari 08 -- MENGALAMI SENDIRI
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Senin, 7 Februari, 2011, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 8 Februari 2011
Bacaan : Ayub 42:1-7
Setahun: Bilangan 1-3
Nats: Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
      sekarang mataku sendiri memandang Engkau (Ayub 42:5)

Judul:

                          MENGALAMI SENDIRI

  Saat Anne Graham Lotz-putri Billy Graham-masih remaja dan bergumul
  dengan imannya, ia dinasihati seorang pemimpin rohaninya. "Selama
  ini kau masih memandang Allah melalui sebuah prisma. Pandangan ibu,
  ayah, dan gerejamu, masih sangat mewarnai pandanganmu tentang Allah.
  Mulai sekarang, pandanglah Allah dengan cara pandangmu sendiri.
  Majulah bersama Allah." Anne sadar, ia tak dapat hidup berkenan
  kepada Allah hanya karena ia mempunyai orangtua yang hebat dalam
  pelayanan. Ia harus mengalami sendiri hubungan pribadi dengan-Nya.
  Sejak, itu ia mengalami kemenangan dan sukacita di hidupnya.



  Ketika Tuhan mengizinkan Iblis mendatangi Ayub dengan berbagai
  ujian, Ayub mendapat kesempatan untuk mengalami sendiri siapa Tuhan
  yang selama ini ia abdi. Ayub adalah orang yang paling saleh, jujur,
  dan takut akan Tuhan, di antara orang-orang di seluruh bumi (Ayub
  1:1, 8). Namun, baru setelah melalui segala ujian itu, di akhir
  kitab Ayub kita membaca bahwa ia tak hanya mengenal Tuhan dari kata
  orang, tetapi dari pengalamannya sendiri (42:5). Maka, ia bisa
  bersaksi mantap tentang Tuhan. Dan, sanggup menyimpulkan
  pengalamannya bukan dengan hujat atau keluh, melainkan dengan
  pengakuan akan kebesaran Tuhan yang berdaulat atas hidupnya (42:2).



  Memiliki sendiri pengalaman rohani bersama Tuhan adalah kunci untuk
  bertumbuh secara rohani. Jangan hanya mendengar tentang kebesaran
  Tuhan dari kesaksian para rohaniwan atau rekan seiman. Praktikkan
  iman kita dan alami sendiri kemenangan bersama-Nya. Maka, dari hidup
  dan mulut kita akan keluar kesaksian tiada henti-yang menguatkan
  iman kita dan membesarkan nama Tuhan --AW

          MENDENGAR TENTANG KEBESARAN TUHAN ITU MENYENANGKAN
           MENGALAMI KEBESARAN TUHAN ITU MENGHIDUPKAN IMAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2011-02-08
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2011/02/08/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:                    http://alkitab.sabda.org/?Ayub+42:1-7

  Ayub 42:1-7

   1  Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
   2  "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan
      tidak ada rencana-Mu yang gagal.
   3  Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa
      pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah
      bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang
      tidak kuketahui.
   4  Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan
      menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
   5  Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi
      sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
   6  Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku
      duduk dalam debu dan abu."
   7  Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman
      TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap
      engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata
      benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Bilangan+1-3


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Rabu, 02 Februari 2011

Trs: (e-RH) Januari 28 -- MAKAM TERBUKA



--- Pada Kam, 27/1/11, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> menulis:

Dari: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Judul: (e-RH) Januari 28 -- MAKAM TERBUKA
Kepada: "e-RH" <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Tanggal: Kamis, 27 Januari, 2011, 11:10 PM

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
                          e-Renungan Harian
     Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Jumat, 28 Januari 2011
Bacaan : Pengkhotbah 11:9-12:8
Setahun: Keluaran 32-34
Nats: Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum ... roh
      kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pengkhotbah 12:1, 7)

Judul:

                            MAKAM TERBUKA

  Eugene Peterson, pendeta dan penerjemah Alkitab, menceritakan
  pengalamannya berkunjung ke biara Benediktin Kristus di Gurun.
  Ketika hendak makan siang, mereka melewati kompleks pemakaman.
  Anehnya, di situ ada satu makam yang terbuka. Eugene menanyakan
  siapa anggota biara yang baru saja meninggal. "Tidak ada, " jawab
  orang yang mengantarnya. "Makam itu disiapkan untuk siapa saja yang
  meninggal berikutnya." Begitulah, tiga kali sehari, setiap kali
  mereka berjalan menuju ruang makan, anggota biara itu diingatkan
  akan perkara yang lebih sering kita tepiskan: kematian. Salah satu
  dari mereka mungkin akan menjadi yang berikutnya.



  Budaya dunia cenderung menepiskan kematian. Banyak dongeng tentang
  batu bertuah yang dapat membuat orang awet muda atau hidup abadi. Di
  dunia modern, aneka produk anti penuaan juga menjamur. Kita
  diiming-imingi ilusi untuk menikmati kehidupan ini selama mungkin
  dan dalam kondisi tubuh sebugar mungkin. Firman Tuhan, sebaliknya,
  sangat realistis.



  Pengkhotbah mendorong kaum muda untuk menikmati kemudaannya, tetapi
  sekaligus menyodorkan fakta akan kematian kepada mereka. Kematian
  bisa menjemput kapan saja. Tanpa memandang umur kita. Tanpa
  memandang kondisi tubuh kita. Tanpa kita duga-duga.



  Pengkhotbah pun menawarkan resep hidup yang jitu: "Ingatlah akan
  Penciptamu." Ingatlah bahwa hidup ini hanya "barang pinjaman".
  Perlakukanlah secara bijaksana. Dan, karena kita tidak pernah tahu
  kapan masa pinjam itu habis, perlakukanlah setiap hari seolah-olah
  itu hari yang terakhir. Bagaimana kiranya kita akan menjalani hari
  terakhir kita? --ARS

         BAYANG-BAYANG KEMATIAN JUSTRU DAPAT MENYADARKAN KITA
                AKAN BETAPA BERHARGANYA KEHIDUPAN INI

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2011-01-28
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2011/01/28/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab:          http://alkitab.sabda.org/?Pengkhotbah+11:9-12:8

  Pengkhotbah 11:9-12:8

   9  Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu
      bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan
      pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini
      Allah akan membawa engkau ke pengadilan!
  10  Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari
      tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
   1  Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba
      hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan:
      "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
   2  sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi
      gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
   3  pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat
      membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena
      berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya
      menjadi kabur,
   4  dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan
      menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan
      semua penyanyi perempuan tunduk,
   5  juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan,
      pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah
      payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi--karena
      manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap
      berkeliaran di jalan,
   6  sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan,
      sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba
      dirusakkan di atas sumur,
   7  dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali
      kepada Allah yang mengaruniakannya.
   8  Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu
      adalah sia-sia.

Bacaan Alkitab Setahun:
      http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+32-34


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
                Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
          Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria